KRITIK SASTRA PUISI HUJAN BULAN JUNI KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO MELALUI PENDEKATAN EKSPRESIF


Hujan Bulan Juni
Oleh : Sapardi Djoko Damono
               
tak ada yang lebih tabah
dari hujan bulan juni
dirahasiakannya rintik rindunya
kepada pohon berbunga itu
tak ada yang lebih bijak
dari hujan bulan juni
dihapusnya jejak-jejak kakinya

yang ragu-ragu di jalan itu
tak ada yang lebih arif
dari hujan bulan juni
dibiarkannya yang tak terucapkan

diserap akar pohon bunga itu                         
1989             
TEORI EKSPRESIF
         Teori ekspresif merupakan teori klasik yang menitikberatkan kajiannya pada pengarang (authors) selaku pencipta karya sastra, khususnya yang berkaitan dengan maksud/tendensi/niatan pengarangnya (Abrams). Lebih jauhnya teori ini memandang seberapa jauh niatan pengarng tertuang dalam karya sastra. Dalam kajian ekspresif ini, maksud/tendensi/niatan pengarang menjadi penentu dalam proses analisis dan interpretasi atas karya.
Prof. Dr. Sapardi Djoko Damono (lahir di Surakarta, 20 Maret 1940; umur 72 tahun) ialah seorang pujangga Indonesia yang terkemuka, yang termasuk dalam sastrawan angkatan 70’an. Ia dikenal dari berbagai puisi-puisinya yang menggunakan kata-kata yang sederhana tapi mampu untuk membawa pembaca dalam dunianya dan seolah-olah merasakan apa yang dirasakan olehnya, sehingga beberapa di antaranya sangat populer.
Beberapa puisinya sangat populer dan banyak orang yang mengenalinya, seperti Aku Ingin (sering kali dituliskan bait pertamanya pada undangan perkawinan), Hujan Bulan Juni, Pada Suatu Hari Nanti, Akulah si Telaga, dan Berjalan ke Barat di Waktu Pagi Hari. Kepopuleran puisi-puisi ini sebagian disebabkan musikalisasi terhadapnya. Yang terkenal terutama adalah oleh Reda Gaudiamo dan Tatyana (tergabung dalam duet “Dua Ibu”). Ananda Sukarlan pada tahun 2007 juga melakukan interpretasi atas beberapa karya SDD (Sapardi Djoko Damono).
Sehingga banyak puisi Sapardi yang dijadikan musikalisasi puisi yang kemudian melahirkan beberapa album musikalisasi, salah satunya yaitu album “Hujan Bulan Juni” (1990) yang seluruhnya merupakan musikalisasi dari sajak-sajak Sapardi Djoko Damono.
Puisihujan bulan juni menggambarkan seseorang yang memiliki rasa rindu atau cinta kepada orang lain, tetapi karena suatu hal seseorang tersebut menjadi ragu-ragu atau merasa tidak mungkin untuk menyampaikannya, dan mencoba untuk menghilangkan atau menghapuskan rasa yang dimilikinya itu dan membiarkannya untuk tetap tak tersampaikan.
Jika dilihat dari sisi penyairnya mungkin pada waktu itu si penyair ingin menyampaikan sesuatu kepada seseorang, tetapi tidak dapat disampaikan karena mungkin ada suatu hal yang menghalanginya untuk menyampaikan sesuatu itu, si penyair juga berusaha untuk menghapuskan jejak-jejak perasaannya yang ragu-ragu untuk disampaikan, dan si penyair hanya bisa menyampaikannya lewat sebuah  puisi.

*tugaskuliah

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer